Arashiyama Bamboo Grove, Kyoto, Japan
Pagi sekali, aku dan 3 temanku sudah sibuk menyusun isi koper kembali karena hari ini kami akan meninggalkan Osaka menuju Kyoto. Aku seh sudah mulai kerasan, sayang harus meninggalkannya. Dua hari tinggal di Osaka sangat menyenangkan, apalagi apartemen ini nyaman banget. Namun aku tidak lama bersedih, ternyata Kyoto juga tak kalah indahnya. Dengan menggunakan Shinkansen dari Shin Osaka stasiun menuju Kyoto stasiun dengan harga 1,420 yen atau sekitar 170,400 rupiah. Namanya kereta cepat, yang seharusnya menempuh waktu hingga 1 jam, dengan Shinkansen hanya membutuhkan waktu 15 menit. Rasanya sebentar sekali, baru saja duduk terus langsung berdiri lagi untuk keluar dari Shinkansen. Sampai di Kyoto, aku merasakan hawa dingin namun mulai menghangat menerpa wajahku. Ah, adem banget pokoknya deh. Karena malam ini, kami akan ke Tokyo dengan menggunakan Willer Express, Nelly dan Kelly akan mencari dimana tempat pemberhentian bus yang akan kami naiki dan juga loker untuk menitipkan koper kami seharian di Kyoto. Sedangkan aku dan Devi memilih untuk istirahat dekat luar stasiun bersama dengan koper-koper.
Saking bosannya, aku hanya foto-foto ga jelas hingga menunggu Nelly dan Kelly kembali. Orang yang berlalu lalang disekitar aku dan Devi hanya melihat sekilas karena kami duduk dilantai, hahaha. Maklumlah yah, istirahatkan kaki sebelum berjalan seharian di Kyoto. Hampir 30 menit berlalu hingga Nelly dan Kelly menghampiri kami. Nelly mengatakan bahwa tempat penitipan koper ada 1 lantai dibawah. What? Angkat koper lagi donk untuk turun tangga? Untuk diketahui, selama di Jepang, kami harus angkat koper untuk naik dan turun tangga menuju apartemen. Kenapa yah ga semua stasiun ada eksalator? Capek banget bo! Dengan harga 700 yen, aku menyewa loker untuk koper. Loker tersebut hanya menerima uang recehan 100 yen. Jadi masukkan koper terlebih dahulu kedalam loker lalu masukkan uang 100 yen sebanyak 7 buah, tutup lalu putar kuncinya dan tarik, kopermu aman didalam loker.
Apa kesan pertamaku di Kyoto? I love it. Aku langsung jatuh cinta pada kota ini. Apalagi ketika jadwal pertama kami ke Arashiyama, rasanya aku pengen banget tinggal disana. Entahlah, pokoknya suka banget. Perjalanan dari Kyoto stasiun menuju Arashiyama membutuhkan waktu sekitar 15 menit lebih karena jarak 7 atau 9 stasiun gitu. Keluar dari stasiun, aku langsung melihat orang menawarkan untuk naik Jinrikisha atau becak yang ditarik oleh pria. Hebatnya, pria-pria yang menarik becak ini berotot dan tampan, padahal mereka tidak gym, hanya menarik becak tapi bisa tubuhnya seperti itu. Sebelah kanan stasiun ini ada terdapat stasiun untuk naik kereta wisata mengelilingi hutan dan sungai di Arashiyama. Kami akan menaikinya setelah dari hutan bambu.
Ada cerita unik sebelum sampai dihutan bambu, sedang asyik-asyiknya berfoto didekat bunga sakura putih, kertas itineary ditanganku jatuh ke bawah yang merupakan perkarangan rumah orang, hahaha. Aku langsung memekik pelan dan mengatakan pada Nelly bahwa kertasnya jatuh. Nelly langsung panik, itu kertas penting banget jadi harus diambil. Nelly mencoba untuk berteriak sambil mengucapkan excuse me namun tidak ada orang yang keluar dari rumah tersebut. Bingung dengan teriakan, aku segera berjalan menjauh mencari jalan menuju perkarangan rumah tersebut sendirian. Mencari jalan tersebut ternyata mudah dari perkiraanku, setelah belok ke kanan lalu belok kanan lagi dan belok kanan lagi disimpang pertama. Aku mengejutkan 3 temanku yang masih berteriak agar ada orang yang keluar dari rumah namun nihil. Nelly terkejut melihatku sudah berada diperkarangan orang dan aku segera mengambil kertas tersebut lalu melemparkan keatas lalu disambut oleh Nelly. Bangga donk bisa jalan sendiri, hahaha. Sok banget gue, lol.
Menikmati hutan bambu dan jalanan berbatu membuatku merasa segar kembali. Berjalan menuruni tangga, lalu turun ke jalan setapak, kami menemukan sebuah danau yang cantik banget. Wah, worth it pokoknya deh. Kami juga melihat 4 siswa sekolahan yang menggunakan toga, sepertinya mereka baru lulus dan merayakannya di hutan bambu.
Selesai menikmati indahnya danau ini, aku dan 3 temanku duduk untuk makan siang yang kami beli tadi di dekat stasiun. Roti dan bento bakal membuat kami memiliki tenaga lagi untuk berpetualang. Ah, pengen neh tinggal di Kyoto, hahaha.
Menikmati hutan bambu dan jalanan berbatu membuatku merasa segar kembali. Berjalan menuruni tangga, lalu turun ke jalan setapak, kami menemukan sebuah danau yang cantik banget. Wah, worth it pokoknya deh. Kami juga melihat 4 siswa sekolahan yang menggunakan toga, sepertinya mereka baru lulus dan merayakannya di hutan bambu.
0 komentar