First Day in Osaka
Pagi pertama di Osaka, aku mulai familiar dengan apartemen baru ini. Tempatnya yang nyaman dan nyaris sunyi membuatku tidur dengan lelap bahkan tidak ingin bangun hingga siang. Namun apa yang mau dikata, aku harus bangun dan pergi mandi untuk bersiap-siap menuju Universal Studio Japan. Rencananya hari ini ke Universal Studio Japan lalu besok baru ke tempat-tempat terkenal di Osaka. Karena lusa, kami sudah harus pergi ke Kyoto. Kemarin malam, aku membaca tentang ramalan cuaca di ponsel bahwa Osaka pada siang hari rata-rata di 12 derajat sedangkan malam hari rata-rata di 4 derajat. Berarti selama 2 hari kedepan, Osaka masih tetap dingin. Sebelum sampai di Universal Studio Japan, kami harus bertukar kereta namun aku dan 3 temanku terkejut melihat betapa sesaknya orang-orang didalam kereta. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu kereta selanjutnya yang ternyata juga sama sesaknya dengan yang tadi. Mau tidak mau, kami harus masuk walaupun harus berimpitan. Kami mengobrol didalam kereta, apakah orang-orang disini mau ke Universal Studio Japan semua? Dan tebakan kami benar, semua orang berlari untuk mengantri membeli tiketnya.
Aku merupakan tipe orang yang tidak suka berdesakan karena itu membuatku kesal tapi sekarang aku bukan merasa kesal tapi takjub. Aku bahkan sempat berpisah dengan yang lain karena arus orang-orang yang berlarian menuju pintu masuk. Sebelum keluar dari stasiun, kami berdiskusi terlebih dahulu, bagaimana bisa bermain jika orangnya sebanyak ini? Dari kemarin malam, aku sempat mengatakan bahwa tanggal 21 Maret 2016 merupakan hari libur nasional Jepang. Mungkin karena itu, hari ini ramai sekali. Menimbang dan berpikir, mungkin lebih baik besok saja pergi ke Universal Studio Japan-nya. Aku tidak jadi keluar dari stasiun namun kembali menunggu kereta untuk pergi ke tempat-tempat terkenal di Osaka. First, kami pergi ke Osaka Castle dan teringat untuk membeli One Day Pass Osaka seharga 2,300 Yen agar bisa pergi dengan gratis. One Day Pass Osaka ini bisa dibeli dengan petugas distasiun manapun.
Berjalan masuk menuju daerah Osaka Castle ini cukup memakan waktu 30 menit, mungkin kami keluar stasiun yang salah hingga berjalan kaki sejauh itu. Kali ini isi tas ransel-ku lebih berat daripada di Seoul karena di Seoul, aku tidak membawa botol air minum dan modem wi-fi. Sebelum naik mendaki menuju Osaka Castle, kami ber4 melihat orang yang berjualan takoyaki dan daging beef.
Takoyaki kali ini lebih enak karena besar dan ada isi cumi didalamnya. Sedangkan satu lagi seperti beef yang digoreng, sama seperti saat aku dan Nelly makan di Seoul. Jalan kembali sebentar, aku dan 3 temanku bertemu dengan jajanan lagi.
Dekat daerah Osaka Castel ternyata juga banyak yang menjual makanan dan banyak event didalamnya. Karena kami sudah membeli One Day Pass Osaka, kami tidak perlu bayar untuk masuk tapi tinggal menunjukkan saja pada petugas dan kita akan diijinkan masuk.
Whaa - Nelly - Devi |
Untuk sampai diatas, ada dua pilihan. Pertama menggunakan lift, kedua menggunakan tangga. Namun untuk menggunakan lift, antriannya begitu panjang dan kami memutuskan untuk naik tangga saja walaupun akhirnya kami hanya sampai dilantai 5 lalu turun kembali. Dilantai 2 ada tempat untuk menggunakan kimono, 1 orang 300 yen.
Sampai dilantai 5, Nelly dan Devi memutuskan untuk tidak naik lagi karena masih tinggi untuk sampai kepuncak. Aku dan Kelly juga ikut turun kembali untuk mengikuti Nelly dan Devi turun. Melihat-lihat disekitar daerah Osaka Castle, aku dan kelly menuju tempat penjual eskrim dan membelinya. Sedangkan Nelly dan Devi pergi ke tempat penjual souvenir sebelum kami kembali ke stasiun untuk pergi ke tempat selanjutnya.
Sebenarnya, hari itu rada-rada gazebo karena ga tau lagi pengen kemana dan memilih untuk mengunjungi kebun binatang, hahaha. Tapi ketika sampai disana, kebun binatangnya tutup, omg. Karena belum makan siang, kami mencari tempat makan tak jauh dari stasiun untuk makan siang yang terlambat.
Selesai makan, kami ber 4 pergi kembali ke Shinsaibasi untuk jalan-jalan dan belanja karena kemarin perginya dimalam hari, juga banyak yang sudah tutup. Ada cerita lucu disini, Nelly melihat sebuah bianglala didekat sebuah toko yang besar. Aku mengatakan bahwa itu hanya aksesoris tapi dia tetep kekeuh kemungkinan bisa dinaikin, hahaha. Dia bahkan bertanya pada orang yang jalan disekitar situ, orang itu menjawab bahwa itu palsu dan tidak bisa dinaikin. Ah Nelly, segitu inginkah kau naik bianglala? Tenang, nanti malam kita bakalan naik kok. Pasti pada bertanya-tanya deh, kenapa seh aku pakai masker terus? Pengalaman di Seoul, hidungku selalu keluar darah karena kedinginan jadi untuk menghindari itu, aku memakai masker. Sayangnya, maskerku hilang dihari ketiga T_T padahal itu masker kenang-kenangan beli di Seoul.
Oh ia, dengan membeli tiket One Day Pass Osaka bisa gratis loh naik kapal boat untuk ikut tour dan berkeliling diair sambil melihat-lihat, Lumayankan yah, apalagi biaya naik kapal boat yang juga mahal. Hitung-hitung, beli One Day Pass Osaka seh lebih untung. Ayo lihat bianglala buatan yang dipengenin Nelly buat naik. Selesai naik kapal boat, aku dan Devi lalu Nelly dan Kelly berpisah jalan karena kami masih di H&M sedangkan mereka mau ke Forever 21. You know what? Aku dan Devi tidak menemukan mereka di Forever 21 ketika sampai disana. Menunggu diluar Forever 21, aku meminta Devi untuk duduk disana dan aku berkeliling mencari mereka namun hasilnya nihil. Ujung-ujungnya aku membeli starbuck untuk menghangatkan tubuh lalu setengah jam kemudian, kami melihat Nelly dan Kelly turun menggunakan eskalator dari lantai 2 Forever 21. Swt banget dah!
Sebelum malam, aku dan 3 temanku memutuskan untuk pergi naik bianglala merah. Daerahnya dimana? Aku juga ga ingat, yang penting jalan penuh kesana penuh perjuangan karena angin berhembus kencang kearah kami dan itu benar-benar dingin. Apalagi saat itu wi-fi kami bermasalah dan aku sibuk memperbaikinya sambil duduk menahan angin. Setelah wi-fi berhasil hidup kembali, aku dan 3 temanku berjalan cepat menuju bianglala yang ternyata berada diatas sebuah mall.
Oke, lanjut tujuan terakhir hari ini yaitu Umeda Building yang merupakan tempat tinggi untuk melihat kota Osaka dan building ini juga memiliki dock. Pemandangannya? Super Beautiful. Lucunya, kami sempat tersesat disini dan bertanya pada salah satu staff bus yang ternyata kami salah building. Umeda Building ternyata ada diseberang blok, lumayan untuk jalan kaki dari tempat kami berdiri sekarang. Melihat jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, aku dan 3 temanku langsung berlari, takut akan tutup karena besok ga bisa lagi datang kesini. Beruntung, Umeda Building masih buka hingga jam 10 malam.
0 komentar