Behinde The Scene, Japan
Kelly - Nelly - Whaa - Devi |
Setahun setelah kembali dari Seoul, Nelly bertanya padaku, tahun depan pengen ke Jepang ga? Boleh juga neh tapi dengar-dengar harganya semua mahal dari tempat tinggal hingga makanan. Nelly hanya bilang, yah udah kita berhemat lagi. Saat diskusi untuk membeli tiket, Kelly yang satu kantor dengan kami berdua mendengarnya dan pengen ikut ke Jepang. Aku seh oke-oke aja asal nanti dapat ijin dari bos. Aku dan Nelly kembali berpikir, kalau cuma bertiga mungkin ketika jalan nanti salah satunya ada yang ketinggalan. Jadi aku mengajak Devi, temanku yang lain dan untungnya Devi mau ikut bersama kami. Jadilah Team Song ke Jepang, hahaha. Aku awalnya sedikit was-was karena mereka bertiga merupakan teman seumuran dan aku sendiri yang lebih tua dari mereka 2 tahun. Mungkin nantinya jadi tidak cocok, mengingat sifatku yang kadang mood-moodan. Kami berempat mendapatkan tiket ke Jepang lumayan mahal. Aku dan Nelly membeli tiket terlebih dahulu, harga tiket kami masih tergolong murah. Sedangkan Kelly masih ragu dan malah terbeli tiket mahal belakangan lalu Devi baru membeli tiket setelah masa promosi habis. Kali ini kami semua sudah memesan makanan didalam pesawat sehingga tidak akan kelaparan seperti saat berangkat ke Seoul. Kami memilih untuk pergi dimusim semi bulan Maret tahun 2016.
Menunggu dan menunggu hingga aku mengalami kecelakaan dibulan September 2015 yang membuat hidupku jungkir balik karena aku sempat depresi hingga berbulan-bulan. Aku bahkan pernah berencana untuk tidak pergi ke Jepang karena kondisi wajahku yang masih luka sebelah kanan. Aku bahkan tidak pernah melihat wajahku ke cermin lagi. Aku membencinya bahkan kedua orang tuaku sedih melihatku tapi mau bagaimana sifatku malah bertambah parah. Aku benci ditanya, aku benci ditatap, aku benci dikasihani. Aku saja tidak menangis tapi kenapa mereka merasa kasihan? Bukannya memberi semangat tapi malah membuatku semakin sedih, mending mereka tidak usah datang untuk menjenguk. Ah, rasanya pengen banget operasi plastik di Korea Selatan. Sekitar januari, wajahku sudah mulai pulih. Setiap suntikan yang kuterima untuk lukaku pun sudah berakhir. Rasa sakit itu sudah selesai. Walaupun ingatan itu masih ada, aku mencoba untuk melawan rasa takut dan aku berhasil melewatinya.
Nelly terus memberikan semangat bahwa aku akan baik-baik saja bahkan di Jepang pun orang tidak akan memperhatikanku. Dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke Jepang. Aku mulai mencari destinasi tempat dimana aku dan teman lain pergi. Aku dan Nelly memutuskan untuk menyewa apartemen untuk 4 orang di Osaka dan Seoul melalui aplikasi AirBnb. Semua persiapan satu persatu telah diselesaikan, bahkan aku juga sudah menyelesaikan list tempat dan memberikannya pada Nelly. Tugas Nelly untuk mencari jalan selama di Jepang. Hari selanjutnya, aku dan teman lain sudah mengirimkan data-data untuk membuat visa melalui agen travel. Visa tersebut keluar tanpa masalah setelah 3 hari masa kerja. Tiket, visa, list perjalanan, booking apartemen, semua sudah ditangan. Tanggal keberangkatan kami tinggal sebulan lagi. Aku dan Nelly merasa lebih tenang kali ini karena kami berangkat berempat. Sehingga mungkin lebih ramai lagi. Untuk diketahui, kalau aku pergi berdua dengan Nelly, kami lebih banyak diam selama perjalanan, hahaha. Kenapa? Karena sibuk dengan pikiran masing-masing sambil mendengarkan musik, lol. Oke, Let's explore Japan!
0 komentar