Sokcho ( Mt. Seoraksan)
Ticket Seoul to Sokcho |
Dari luar kamar mandi, temanku terus bertanya, kok bisa? Tapi temanku terus berdandan dengan cepat, pokoknya semua buru-buru seperti orang terlambat bekerja. Setelah sampai stasiun Express Bus Terminal, aku dan temanku segera mengantri untuk membeli tiket. Ternyata tiket yang ada untuk jam 09.00 pagi. Akhirnya aku dan temanku membeli tiket tersebut dengan harga 18,100 won perorang atau setara 235,300 rupiah. Setelah tiket ditangan, aku duduk bersama dengan temanku sambil mengatur napas. Kami tertawa berdua mengingat kejadian tadi pagi. Sambil menunggu bus, kami memutuskan untuk mencari seveneleven untuk sarapan.
Platform 17 |
Sebelum jam 09.00 pagi, bus sudah bertengger manis di platform 17. Untuk info, bus di Seoul akan berangkat tepat waktu jadi kalau kalian terlambat, relakan saya tiket kalian. Bus ini lumayan besar dan full AC, tempat duduknya juga seperti sofa, empuk banget. Untuk istirahat, bus ini hanya berhenti sekali dan diberi waktu selama 15 menit pada penumpang untuk ke toilet ataupun makan. Tak terasa, waktu berjalan dengan cepat karena aku dan temanku tertidur lelap. Sesampainya kami di Sokcho, kami langsung membeli tiket kembali ke Seoul. Temanku bertanya pada salah satu penjual tiket untuk jam berapa saja kembali ke Seoul tapi sayangnya ia tidak bisa bahasa Inggris. Entah bagaimana caranya, temanku mendapatkan tiket ke Seoul sekitar jam 9 malam. Yang artinya, aku dan temanku terpaksa tidur diterminal Seoul nanti. Tanpa membuang waktu lagi, aku dan temanku segera menyebrang untuk menaiki bus lokal menuju gunung Sorak. Sampai disana, ada sepasang ahjussi dan ahjumma yang berpakaian lengkap untuk pergi ke gunung. Temanku bertanya pada mereka berdua apakah benar bus nomor 7 atau 7-1 akan membawa kita ke gunung Sorak? Namun sekali lagi mereka tidak mengerti bahasa Inggris. Aku sebenarnya mengerti inti dari pertanyaan mereka dan aku hanya menjawab, 'Ne, igo bajayo,base.' Dan hebatnya mereka mengerti jawabanku, hahahaha.
Untuk sampai ke gunung, kami melewati pantai Sokcho yang dipenuhi oleh orang-orang. Begitu juga ketika hampir sampai di gunung Sorak. Karena terlalu ramai dan mengantri, aku dan temanku memutuskan untuk turun saja dijalan lalu berjalan kaki ke gunung Sorak. Sambil berjalan, kami menikmati setiap udara alami yang segar sekali. Banyak pohon yang sudah berubah warna menjadi oren dan merah.
Sesampainya kami digerbang gunung sorak, banyak banget orang Indonesia disana. Ada yang menggunakan bahasa Jakarta, ada juga yang dari Jawa. Wah, serasa di Indonesia aja bukan di Korea Selatan, hahaha. Aku dan temanku langsung foto-foto didaerah itu.
Aku dan temanku sepakat untuk naik ke gunung sorak menggunakan cable car dengan harga 9,000 won atau setara 117,000 rupiah. Wah, ternyata mahal juga untuk naik PP cable car. Aku berdiskusi terlebih dahulu pada temanku bahwa uang won-ku hanya tinggal 15,000 won dan sisanya tinggal uang dollar US. Aku sedikit was-was kalau tidak memiliki duit cukup untuk kejadian yang tak terduga. Aku bertanya pada temanku sekali lagi, kalau terjadi sesuatu yang membutuhkan uang gimana? Aku benar-benar cemas saat itu. Temanku bilang tenang saja, dia masih punya 5,000 won juga didompetnya. Yang masih aku sesalkan, kenapa aku tidak menukar dollar US sebelum pergi ke gunung Sorak waktu itu? Melihat temanku sudah sangat yakin, aku hanya menyetujuinya. Dia pergi membeli tiket sedangkan aku menunggu. Sekitar 10 menit, temanku kembali dengan membawa tiket cable car untuk jam 02.30 siang. Dia bercerita bahwa sebenarnya tiket tersisa untuk jam 05.00 sore namun temanku bilang bahwa dia harus kembali ke Seoul jam 05.00 sore jadi penjual tiket tersebut berbaik hati memberikan tiket 02.30 siang pada kami. Wah, temanku hebat juga bisa merayu seperti itu. Lumayanlah daripada menunggu lama.
Selesai makan siang, aku dan temanku kembali ke tempat cable car yang sudah disesaki oleh banyak orang. Kami segera maju kedepan karena jam tiket kami tinggal 5 menit lagi. Dengan terburu-buru, aku dan temanku masuk kedalam cable car.
Sampai diatas gunung Sorak, aku dan temanku masih harus jalan mendaki menuju puncaknya. Tidak jauh, hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit. Tapi jalan mendakinya sedikit mengerikan bagiku yang memiliki phobia ketinggian.
Aku dan temanku saling dorong mendorong untuk pergi ke puncak, tapi akhirnya kami menyerah karena takut dan gemetaran. Tidak seharusnya orang phobia ketinggian datang berdua, hahahah. Karena angin yang semakin kencang, aku dan temanku memutuskan untuk turun setelah satu jam berada diatas. Untuk yang mau ke puncaknya hati-hati yah. Soalnya kiri dan kanan jurang loh. Cerita ini akan bersambung dipart selanjutnya. Ditunggu yah!
0 komentar