Journey to Seoul


Tahun ini merupakan tahun yang berat bagiku, tapi berusaha untuk tetap berpikiran positif walaupun tidak berhasil. Banyak pikiran yang selalu berputar-putar dikepalaku hingga membuatku tiap hari memiliki sindrom sakit kepala. Apakah ini wajar atau berbahaya? Nah, karena hal itu aku banyak mencari info tentang 'cara menghilangkan stress dalam pikiran', salah satu nya dengan Holiday! Tapi ada cara lain untuk mengatasinya juga yaitu dengan tersenyum dan menceritakan hal yang menjadi masalah pada seseorang, sayangnya aku belum menemukan seseorang yang bisa menjadi tempat curhatku, sedih deh! Okey next, kembali dengan hal liburan. Seperti sebelumnya, aku selalu merencanakan liburan dari jauh-jauh hari. Kali ini aku kembali ke Seoul, South Korea. Bukan sekali tapi dua kali ditahun ini. Aku telah pergi ke Seoul pada October 2014 dan juga pada awal October 2017. Menyenangkan? Sangat! Aku seperti kembali mendapatkan diriku sendiri. Banyak yang mengatakan bahwa wajahku lebih cerah saat kembali ke Indonesia namun itu hanya sesaat, karena harus kembali ke rutinitas sehari-hari.

Tepatnya September 2016, aku mulai mencapai titik jenuh yang sangat parah hingga aku mengatakan pada Nelly ingin kembali ke Seoul walaupun perginya sendiri, tidak masalah bagiku. Dimulailah pencarian tiket pesawat yang murah yang akhirnya mendapatkan harga yang sangat murah pada bulan yang sama seperti ditahun 2014. Fyi, harga tiketku lebih murah daripada tahun 2014, sudah termasuk bagasi 20kg dan makanan didalam pesawat. Antara bahagia dan cemas karena kemungkinan besar akan pergi sendiri, namun aku tidak memperdulikannya karena keinginan yang begitu kuat. Aku tertarik tentang fashion dan make-up di Seoul, berharap dapat belajar langsung cara make-up dari Pony Makeup yang sangat terkenal dengan tekniknya. Dia juga merupakan make-up artis contohnya seperti CL dan sekali lagi itu hanya cita-cita dan keinginan yang mungkin tidak tercapai, hahahaha.

Saat berpikir apa yang perlu disiapkan, aku mengingat Fani dan Lily, sahabatku sejak kuliah. Walaupun kita sudah sibuk masing-masing namun kita masih cukup lumayan berkomunikasi. Setiap aku ke Jakarta, mereka berdua pasti akan menemaniku. Ketika Fani sudah oke dan akan membeli tiket, Lily malah tidak bisa pergi padahal sebelumnya aku berharap, kita bisa pergi jalan-jalan bertiga namun tidak apa-apa, masih ada kesempatan lain. Setelah Fani, aku kembali memikirkan Devi, teman jalanku waktu ke Jepang. Awalnya ia mengatakan bahwa ia  mau namun masih perlu memikirkannya walaupun akhirnya ia pergi denganku ke Seoul. Dan yang terakhir, ketika aku berkumpul dengan genk-ku 'Brown Mermaid', Jeffrey ingin ikut juga awalnya lalu batal dan akhirnya setelah kami bertiga membooking guesthouse, ia baru mengatakan ingin pergi juga namun akan kembali ke Indonesia lebih cepat (cape deh, si manusia plin-plan). Dan akhirnya jadilah kami berempat pergi ke Seoul, South Korea.

Perjalanan menuju tanggal keberangkatan, dimulailah beberapa drama (tidak usah disebutkan namanya, hahahaha). Pertama, seseorang yang terkena sinus dan punya insomnia, berpikir untuk tidak jadi pergi atau pergi namun pulang ke Indonesia-nya dipercepat. Kedua, seseorang karena pekerjaan, berpikir hal yang sama untuk pulang ke Indonesia lebih awal. Ketiga, ketika diskusi dengan seseorang, aku selalu tidak sejalan dengan ide-nya dan membuatku berpikir, apakah perjalanan ini akan aman-aman saja? Pernah terlintas dalam pikiranku, apa lebih baik aku pergi sendiri saja yah? Tapi tentu saja pergi berempat lebih menarik namun yang membuatku cemas hanya satu yaitu bea cukai, padahal aku ingin sekali membeli banyak make-up dari sana.

Aku, Devi dan Jeffrey bersama-sama pergi ke Kuala Lumpur dan bertemu dengan Fani yang datang dari Jakarta. Bertemu di Burger King, Fani baru tiba sekitar jam 10 malam. Setelah itu, kami berempat mulai menuju counter check-in yang sangat sepi dan lancar karena kami memiliki jadwal penerbangan jam 1 subuh. Selesai menemani Fani membeli roti, melihat bandara tidak terlalu ramai membuat kami berpikir seolah-olah menjadi bandara pribadi, hahahaha. Mendapatkan gate keberangkatan paling ujung, membuat perjalanan yang panjang namun tidak terasa karena kami mengobrol hal yang menarik. Belum sampai di gate keberangkatan, terdengarlah orang-orang mulai berbahasa Korea dan itu membuatku bertambah excited. Cukup lama menanti, akhirnya kami dipersilahkan untuk masuk kedalam pesawat. Aku, Fani dan Jeffrey duduk betiga disatu line sedangkan Devi duduk disamping pasangan. Melihat kursi didepan kami kosong, aku menyuruh Devi untuk pindah kedepan dan bisa tidur rebahan.

Yang aku suka saat melakukan perjalanan malam adalah karena tidak panas dan tidak ada cahaya diluar jendela, juga lampu didalam pesawat dimatikan. Perjalanan terasa begitu cepat karena aku tidur sepanjang perjalanan kecuali harus terbagun untuk makan didalam pesawat. Yang lucunya, ketika makanan akan dibagi, Fani tertulis memesan 2 buah makanan jadi ia makan 2 kali selama di pesawat dan itu juga terjadi saat kami kembali ke Indonesia. Lalu juga, Fani membeli bagasi 40kg dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Seoul, bukan sebaliknya dan itu membuat kita semua tertawa. Fani hanya mengatakan bahwa ia salah click dan hal itu terjadi. Namun tentang makanan yang terpesan sampai 2 buah makanan masih menjadi misteri karena ditiket Fani, ia hanya membeli 1 makanan saja. Sekitar jam 9 pagi, kami berempat sudah tiba di Seoul, South Korea dengan udara yang begitu segar dan hangat. Welcome to Seoul, South Korea.

Stay tune for next story, see u soon :)

Share:

0 komentar