Singapore Night



Berberes-beres merupakan hal yang membutuhkan waktu dan penuh kesabaran. Entah sudah berapa kali aku mencoba menutup koper yang sudah mengendut keluar. Ini merupakan hari terakhir aku di kapal dan harus turun dipelabuhan Singapore sekitar pukul 07.00 malam. Memastikan sudah tidak ada barang lagi yang tertinggal, aku dan Nelly pergi untuk sarapan di restoran. Sebelum sarapan, aku mengucapkan Selamat Idul Fitri pada mak Sulas dan kedua anaknya yang merayakannya. Walaupun tidak raya dirumah atau kampung halaman, tapi mereka tetap melaksanakan kewajibannya diatas kapal tadi pagi. Kalau dipikir-pikir, selama liburan ini, aku hanya dapat tidur sekitar 4 - 5 jam sehari. Begitu juga saat di Jepang dan Korea Selatan, aku paling telat bangun tapi paling pagi bangun. Karena aku berpikir, sayang buang-buang waktu untuk tidur saat pergi liburan. Selesai makan, kami berdua kembali ke kamar untuk menemui yang lain. Namun mereka malah baru akan pergi sarapan. Jujur, sedih banget rasanya harus meninggalkan kapal. Sudah terbiasa dan seru banget. Kapan-kapan pengen balik lagi kalau ada rejeki, amin. Menunggu yang lain sarapan, aku dan Nelly berkeliling untuk menikmati sinar matahari pagi. Angin kencang membuat teriknya menjadi tidak terlalu panas. Puas berkeliling, kami kembali lagi kedalam kamar sambil tiduran. Beristirahat sebentar sebelum pintu kamar digendor. Mereka semua mengajak untuk makan siang di Bella Vista, aku sedikit cemas ketika masuk kedalam restoran. Untungnya kali ini, aku aman-aman saja untuk duduk dan makan di restoran ini. Sepertinya satu hari, kami bisa makan sampai 2-3 kali.

Sekitar jam 2 siang, kami semua kembali ke kamar untuk istirahat, mengisi energi sebelum kembali ke Singapore nanti malam. Tapi bukannya istirahat, aku malah mendapatkan signal Indonesia saat kapal berlayar ke bagian Indonesia sehingga signal bertahan sekitar 1 jam-an. Nelly yang bersemangat langsung video call ke orang tuanya serta memperlihatkan suasana kapal hingga ke rooftop. Aku yang sedikit malas lebih memilih untuk bertahan ditempat tidur sambil update medsos. Maklum sudah hampir 4 hari tidak buka sama sekali. Teringat mereka yang lain, aku segera memberitahukan mereka tentang signal melalui interkom. Tampaknya yang lain juga bersemangat untuk menghubungi keluarganya. Setelah kehebohan tentang signal selesai, kami diberitahukan sudah dapat mengambil paspor kami sebelum turun dari kapal dan dapat meninggalkan kamar sebelum jam 5 sore lalu menunggu di Stardust Lounge karena staff akan membersihkan kapal untuk keberangkatan selanjutnya nanti malam.

Menunggu hingga sekitar jam setengah 8 lewat, kami akhirnya turun di Singapore. Mengantri di imigrasi sebelum menuju stasiun MRT dan berpisah dengan keluarga ce Nini yang sudah memiliki tujuan tempat tinggal di Singapore. Saat naik MRT, ada sedikit kejadian yang membuat kami semua terkejut. Karena kami ada 14 orang, kami tidak dengar ada tanda suara pintu akan ditutup. Saat mak Sulas akan naik, dia diselamatkan oleh koper Kelly. Koper Kelly terjepit oleh pintu, beberapa saat mak Sulas masuk kedalam MRT lalu sebagian dari kami tertinggal. Nelly segera turun distasiun berikutnya dan kembali menjemput mereka yang tertinggal. Sedangkan aku dan sebagian yang lain, menunggu di stasiun tujuan. Syukurlah, kami dapat bertemu semuanya dan berjalan kaki menuju hostel yang sudah dibooking. Setelah memasukkan koper kedalam kamar, kami makan malam didepan hostel. Selesai makan, kami berenam pergi untuk berjalan kaki menuju Merlion Park dari Clarke Quay. Sedangkan yang lain memilih untuk istirahat dan tidur.

Karena tak sanggup lagi berjalan kaki untuk pulang, kami memilih menggunakan MRT kembali. Perjalanan malam ini cukup melelahkan. Sebelum tidur, aku sudah mulai flu dan hidung tersumbat. Ah, besok baru mau pergi Universal Studios. Mudah-mudahan saja, tidak tepar tapi aku cukup excited memikirkan pejalanan besok. Hwaiting!

Share:

0 komentar