Behinde The Scene, Seoul
Sekitar bulan Desember 2013, seorang teman mengajak pergi ke Seoul karena ada tiket murah sekitar 3 jutaan PP dari Pekanbaru ke Malaysia dan Malaysia ke Seoul. Bukankah itu benar-benar sangat murah? Aku sempat mengajukan pertanyaan pada temanku, yakin mau ke Seoul hanya berdua? Tidak takut tersesat? Ini pertama kalinya loh pergi ke Korea Selatan. Kita berdua cewek, apa tidak takut kenapa-kenapa? Dan dengan sangat santai temanku menjawab, tenang saja ada mbah google dan maps. Kalau juga masih tersesat, tanya saja sama orang yang lewat. Pertama, karena kami berdua memang penyuka Korea Selatan dan ingin pergi serta kedua karena tiket yang murah sangat menggoda, akhirnya kami membeli tiket pesawat tersebut. Seolah tak percaya, kami berteriak kencang walaupun kami baru akan pergi ke Seoul bulan Oktober tahun 2014.
Saat aku memberitahukan hal ini pada mama, beliau hanya mengatakan aku gila dan nekat. Hahaha, you know me so well mom! Tapi memang gila dan nekat mengalahkan keinginan besarku untuk menginjakkan kaki di Seoul. Awalnya yang sedikit tidak menyakinkan namun aku tetap bersikukuh untuk pergi. Masalah demi masalah datang sebelum kami pergi. Saat akan mengajukan visa Korea Selatan melalui agen travel, visa untuk paspor temanku salah pada nomor paspor. Padahal waktu pergi ke Korea Selatan tinggal sebulan lagi dan sekitar empat hari lagi, temanku harus pergi ke Singapore. Entah bagaimana paspor itu akhirnya dibawa oleh temanku ke Singapore dengan visa yang masih salah nomor paspor. Ada beberapa saat temankku mengatakan agar aku pergi sendiri saja namun tidak pernah kujawab kata-katanya dan hanya berkata, pikir positif saja, semua pasti berlalu. Akhirnya setelah temanku kembali ke Indonesia, ia mengajukan untuk pembetulan visa melalu travel agen yang sama. Tak perlu menunggu waktu lama, sekitar dua hari visa tersebut sudah keluar dan temankku harus membayar sekitar 1,6 juta hanya untuk membayar visa tersebut.
Aku kembali menyakinkan temanku bahwa ia akan ikut ke Seoul bersamaku setelah ia menerima paspor dengan visa yang benar. Dan temanku mengatakan benar ia akan ikut denganku ke Seoul. Ah, rasanya duniaku seketika penuh dengan bunga-bunga. Gomawo chingu-ya! Sekitar seminggu sebelum pergi, aku bertanya pada temanku, pakaian seperti apa yang harus dibawa. Karena kami tidak pernah pergi ke negara 4 musim, akhirnya kami memutuskan untuk membawa baju biasa saja. Aku dan temanku sanggup berada dikamar dengan AC 16 derajat tanpa selimut, kurasa musim gugur di Seoul tidak akan lebih dingin daripada itu. Kami juga akan membeli jaket di Seoul saja agar tidak terlalu memberatkan koper. Jadi, kami berpakaian seperti orang yang akan berpergian untuk musim panas. Sekali lagi, ini benar-benar rencana yang nekat dan gila!
N-Seoul Tower |
0 komentar