Excited Vs Kampungan


Boarding Pass
Eksis dulu sebelum naik ke pesawat, hehehe. Sampai saat tiba di KLIA2 International Airport Malaysia, aku masih belum merasakan excited karena pesawatnya dijadwalkan pada malam hari. Suasana seperti di Seoul sudah mulai terasa ketika aku dan temanku sampai diruang tunggu pesawat. Rata-rata penumpang pesawat menggunakan bahasa Korea Selatan. Rasa excited mulai meningkat pesat bahkan aku berkali-kali mengatakan pada temanku, bahwa aku mendengarkan bahasa Korea Selatan nyata ditelingaku. Karena baru pertama kali melakukan perjalanan dimalam hari dengan pesawat, kami memperhatikan orang-orang disekitar kami dan mulai mengikutinya. Seperti, mencuci wajah, menggosok gigi, memakai krim malam untuk wajah dan berganti pakaian yang lebih nyaman. Aku benar-benar seperti orang yang akan pergi tidur tapi karena kebanyakan melakukan hal yang sama, jadi aku tidak merasa malu sama sekali. Setengah jam kemudian, penumpang diperbolehkan untuk naik keatas pesawat. Saat berjalan di gerbong menuju pesawat, depan dan belakangku sedang berbicara dalam bahasa Korea Selatan. Hanya aku dan temanku yang diam sambil mendengarkan suara mereka. Kami berdua seperti orang kampung yang akan masuk kota. 

Ketika sampai dipesawat, takjub juga ternyata pesawatnya besar karena duduk perbaris bisa diisi oleh 9 orang. Lalu kami disapa oleh dua pramugari yang berbahasa Korea Selatan. Senyumku belum hilang-hilang semenjak diruang tunggu tadi. Aku dan temanku akhirnya mendapatkan tempat duduk dibaris tiga yang tengah dan sampai pesawat akan berangkatpun kami hanya duduk berdua. Bagaimana kami bisa duduk hanya berdua? Thank to koko yang bantuin kami check in dan ternyata koko itu orang Indonesia. Ceritanya begini, karena kami harus makan malam terlebih dahulu jadi temanku bertanya apa mau kita self check-in. Aku pikir yah sudah, jadi nanti kita hanya perlu drop bagasi. Setelah self check-in, ternyata tempat dudukku dan temanku sangat jauh sehingga kami mencoba bertanya pada salah satu counter, apa bisa kami dijadikan untuk dibaris yang sama. Karena tau kami orang Indonesia saat ia menerima paspor kami, koko tersebut hanya senyum-senyum saja waktu mendengar permintaan kami untuk duduk dibaris yang sama. Dan koko itu selalu bilang, tidak bisa karena kalian udah self check-in tapi perasaanku mengatakan koko ini hanya ngerjain kami saja. Setelah temanku menerima paspor dari koko tersebut, temanku langsung mengatakan padaku, koko-nya bilang tidak bisa. Aku langsung cek tiket kami karena penasaran dan ternyata koko itu sudah menjadikan tempat duduk kami dibaris yang sama. Dan juga dibaris tersebut hanya ada kami berdua. Aku dan temanku langsung berterima kasih dengan koko tersebut yang sudah senyum-senyum. Ah, ternyata diluar negeri-pun masih ada yang berbaik hati.

Bonus: ini makanan yang aku makan di KLIA2.

India Food
  

Share:

0 komentar