Finally, Seoul!

Annyeonghaseyo, hari ini senin merupakan hari pertama untuk bekerja keras dan minggu terakhir dibulan april, hwaiting, hwaiting! Andai Indonesia memiliki empat musim pasti sekarang sedang musim semi. Ah, membayangkan berbagai bunga bermekaran dengan indah. Tapi apa daya, andai hanya tinggal andai. Kembali ke topik sebelumnya, anggap saja seolah-olah aku sedang berada dipesawat menuju Seoul dari KLIA2. Ini tips yang sangat perlu dibaca jika berpergian dengan Air Asia kelas ekonomi: jangan terlalu excited dan mengalahkan logika. Kenapa begitu? Karena ini adalah pertama kalinya aku menggunakan Air Asia sehingga aku hanya berpikiran untuk naik pesawat lalu akan tiba di Seoul tanpa memikirkan lamanya perjalanan sekitar 7 jam. Setelah melewati pemeriksaan terakhir di KLIA2, sebuah botol air minum milikku sudah dikosongkan airnya. Artinya selama tujuh jam kedepan, kerongkonganku sama sekali tidak menyentuh air dan aku tidak menyadari hal itu karena ditutup oleh rasa terlalu bahagia. Aku yang tidak pernah suka untuk ngemil pun juga tidak membawa makanan apapun didalam tas, sama artinya akan kelaparan selama didalam pesawat. Aku dan temanku pun tidak memesan makanan apapun selama dipesawat, kami memang benar-benar hebat! Hahahaha, tapi kalau bisa pesananlah makanan melalui online, jangan seperti aku dan temanku yang sedikit menderita kelaparan dan kehausan selama didalam pesawat, ckckck.

Walaupun melakukan perjalanan malam tapi selama didalam pesawat, aku benar-benar susah tidur. Padahal aku dan temanku meletakkan tas di kursi tengah karena kosong. Entah karena sempit atau leher sakit atau juga pramugari/pramugara sering mondar-mandir, aku selalu terbangun ketika akan tidur. Mendengar musik-pun tak nyaman karena telingaku terasa sangat berisik. Saat itu, waktu seperti jalan perlahan, lama sekali baru akan sampai. Hingga akhirnya matahari menampakkan sinarnya dan mendengar kata-kata seorang pramugari dalam bahasa Inggris bahwa sebentar lagi pesawat akan mendarat. Aku langsung membangunkan temanku dan mengatakan bahwa kita akan sampai di Seoul sebentar lagi. Jujur saat itu, aku seperti seseorang yang akan menyatakan cinta. Gugup, jantung berdetak kencang, tangan berkeringat padahal dipesawat AC-nya dingin sekali, pokoknya perasaanku bercampur aduk. Senang karena akhirnya bisa menginjakkan kaki di Seoul, sedikit cemas karena takut tersesat selama di Seoul. 
Inside Incheon International Airport
Dan saat turun pesawat akhirnya pun tiba. Sama seperti naik pesawat, beberapa pramugari mengucapkan salam perpisahan menggunakan bahasa Korea Selatan. Penumpang pesawat pun turun dengan sangat berisik karena mereka berbicara dalam suara yang cukup besar dipagi hari tapi aku tidak terlalu memikirkannya. Aku dan temanku juga sibuk mengatakan bahwa kita sudah berada di Seoul, ini bukan mimpikan? Kalau membayangkan kembali saat itu, sepertinya aku dan temanku norak sekali, hahaha. Seperti bandara international lainnya, aku naik kereta bawah tanah menuju gedung bandara utama Incheon lalu segera mengantri diruang imigrasi yang sangat ramai. Didalam pesawat tadi, seorang pramugari menyerahkan sebuah form untuk diisi tentang identitas diri dan alamat tempat tinggal selama di Seoul. Lebih baik menyelesaikkannya didalam pesawat daripada harus menulis lagi didekat imigrasi dan waktu terbuang sia-sia. Setelah aku menyelesaikan urusan imigrasi dan tentunya mengucapkan kamsahamnida pada petugas, perutku mulai keroncongan. Aku memberik kode pada temanku untuk turun kebawah mengambil bagasi dan keluar mencari makanan. Tidak perlu mencari lama, keluar dari tempat bagasi, aku menemukan seveneleven disebelah kiri dari pintu kedatangan. Aku dan temanku bergantian untuk membeli sesuatu disana dan menjaga koper. Pertama temanku yang pergi untuk membeli kartu Korail a.k.a kartu seperti MRT di Singapore.
T-Money Card
Setelah temanku kembali, giliran aku yang pergi untuk membeli makanan. Bingung mau makan apa, akhirnya aku memilih yang simpel saja. Pao rasa pizza dan banana uyu (susu rasa pisang) yang terkenal juga di Indonesia.
Banana Uyu
Hmm, perutku malah kenyang banget setelah makan dan minum ini. Jadilah, untuk menganjal perut sebelum bertempur (emangnya lagi perang?). Akhirnya aku dan temanku memutuskan untuk naik kereta saja menuju kota dan mencari station-nya juga lumayan mudah karena temanku sudah mencari tau di internet namun aku tetap bertanya pada bagian informasi untuk pastinya. Saat naik kereta, aku juga melihat banyak wisatawan asing yang duduk dengan koper dihadapannya. Perjalanan dari bandara ke kota memakan waktu sekitar 45 menit. Namun sepanjang perjalanan, aku tidak pernah bosan karena pemandangan yang bersih dan cuaca yang cerah. 

P.S. aku dan temanku masih belum merasakan udara diluar karena kereta berada didalam gedung bandara. Melihat cuaca yang cerah, aku menyangka bahwa cuaca tidak dingin dan banyak juga orang yang menggunakan celana pendek tapi ternyata aku salah.

Share:

0 komentar