The Nanta Show

Nanta Show
Pagi itu, aku dan temanku membeli tiket masuk Everland yang merupakan taman bermain outdoor terbesar di Seoul. Untuk tiket masuk yang seharusnya 48,000 won perorang, di guesthouse ini, menawarkan harga 33,000 won perorang. Lumayan bisa hemat banyak sampai 15,000 won. Bagaimana cara mendapatkannya? Tentu saja harus menginap di guesthouse ini terlebih dahulu baru bisa membelinya dengan murah. Berpikir dan berpikir, apa hari ini saja yang pergi? Atau besok saja? Melihat cuaca hari ini begitu cerah dan hanya berpikir besok juga cerah, kami memutuskan untuk pergi ke Everland besok saja tanpa mencari tau tentang cuaca besok hari. Rute untuk kali ini adalah Hongdae dan Myeongdong. Walaupun aku tinggal di Hongdae tapi belum benar-benar mengeksplore tempat ini sedangkan Myeongdong, aku juga belum berkeliling karena hari pertama yang terburu-buru. Setidaknya hari ini bisa bersantai dan bernapas lebih lega, hohoho. 

Untuk pertama kalinya selama di Seoul, aku dan temanku benar-benar mengulur waktu untuk menikmati setiap pemandangan. Biasanya aku hanya berjalan cepat menuju stasiun tanpa melihat kiri dan kanan lagi. Aku memilih untuk sarapan di seveneleven, yah maklum kantong sudah mulai menipis jadi harus berhemat. Selama di Seoul, aku juga selalu membeli susu banana yang terkenal itu. Satu hari bahkan bisa sampai tiga kali karena harganya yang murah hanya 1,300 won atau setara 16,900 dan tentunya lebih murah daripada di Indonesia. Setelah selesai sarapan, aku dan temanku segera menuju stasiun untuk pergi ke Myeongdong. Mendengar musik khusus yang berada didalam kereta hanya tinggal dua hari saja sebelum kembali ke Indonesia, sedih rasanya. Masih pengen di Seoul selama setahun, hiksss...

Oh ia, sebelum makan es krim ini, aku dan temanku kembali belanja oleh-oleh di Namdaemun, tempat pertama kali kami membeli oleh-oleh. Hebatnya, penjual tersebut masih ingat dengan kami berdua walaupun tidak ditemani oleh cece D. Setelah itu, aku dan temanku pergi untuk membeli tiket Nanta Show. Maunya dapat tiket jam 5 sore tapi ternyata sudah penuh dan akhirnya memilih untuk jam 8 malam dengan harga 40,000 won dan duduk dipaling atas. Karena masih ada lama, aku dan temanku memilih untuk berkeliling sambil mencoba beberapa street food yang berada di Myeongdong ini. Kakiku mulai sakit setelah 1 jam berkeliling-keliling dan aku mencari tempat duduk sedangkan temanku membeli gurita panggang. Menunggu temanku datang, aku duduk disamping seorang bapak yang kukira orang Malaysia.

Temanku datang 3 menit kemudian sambil membawa gurita panggang, aku mencobanya dan ternyata tidak cocok dilidahku. Aku menyerah untuk memakannya sebelum aku muntah, sad banget. Mendengar aku dan temanku berbicara dalam bahasa Indonesia, bapak tersebut langsung bertanya, orang Indonesia yah? Aku dan temanku segera menganggukkan kepala dan kami malah mengobrol dengan bapak itu sambil menawarkan gurita panggang. Tak lama, teman bapak itu datang dan bapak tersebut langsung mengatakan pada temannya bahwa kami orang Indonesia. Bapak yang pertama adalah orang Manado dan temannya merupakan orang Jakarta. Mereka ikut dalam tour dari Jakarta. Bapak yang dari Jakarta bilang kalau mereka bertemu dengan orang Indonesia diluar negeri seperti bertemu dengan saudara sendiri. Kemudian, istri dari bapak Jakarta datang, dan kembali mengenalkannya pada kami. Wah pokoknya jadi rame deh sambil ngomong bahasa Indonesia. Serasa di Indonesia banget, hahaha. Sampai akhirnya, aku dan temanku harus pamit karena jam tiket Nanta Show-nya tinggal 20 menit lagi. Bapak dan ibu tersebut benar-benar seperti keluarga dan mengatakan untuk jaga diri baik-baik dinegeri orang. Hati-hati dan sebagainya. Rasanya hati menjadi hangat diudara yang dingin seperti ini.

Kita semua yang berada didalam dilarang untuk memfoto bahkan memvideokan selama acara berlangsung. Agar pemainnya lebih fokus dan tidak terganggu dengan flash kamera. Acaranya menarik banget menurutku sehingga jika ke Seoul, wajib untuk datang kesini. Keluar dari Nanta Show, aku dan temanku mencari makan malam.

Before Frying
After Frying
Rice & Ramen
Rice & Potato
Selesai makan, aku dan temanku kembali ke Hongdae untuk melakukan kebiasaan kami setiap malam yaitu makan odeng dan toppoki! Nyam...Nyam...Nyam...

Wajib banget neh buat kalian yang ke Korea Selatan untuk makan disini. Disaranin, kalau mau makan kayak kedai begini sangat murah di Hongdae. Odeng saja hanya 500 won, ditempat lain bisa 1,500 won satu-nya. Ahjumma-nya juga baik banget dan mengerti bahasa Inggris, jadi bolehlah. Pokoknya, saat kembali ke Indonesia, makanan ini yang paling dirindukan.




Share:

0 komentar